Pengabdian kepada Masyarakan (PkM)
Universitas Triatma Mulya memiliki sasaran jangka panjang yang ingin dicapai yaitu peningkatan kualitas Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Perbaikan dan peningkatan kualitas pengabdian masyarakat oleh sivitas akademika pada setiap program studi menjadi perhatian Universitas Triatma Mulya dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Dalam pandangan Universitas Triatma Mulya, Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan program strategis perguruan tinggi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pengabdian masyarakat harus dijalankan dengan berbasis pada kompetensi dosen dan diprioritaskan pada upaya untuk memperkaya wawasan keilmuan yang dikembangkan oleh setiap program studi.
Pengelompokan bidang PkM ke dalam skim regular, unggulan, mono tahun dan multi tahun pada dasarnya dimaksudkan untuk mempermudah dalam membuat suatu kebijakan dan prioritas pengabdian yang bersifat lokal dan nasional. Dalam upaya untuk mewujudkan visi Universitas Triatma Mulya, kegiatan PkM Universitas Triatma Mulya dibagi menjadi dua bidang utama yaitu PkM di tingkat lokal dan nasional. Jabaran roadmap dari masing-masing skim pengabdian adalah sebagai berikut:
1. PKM Reguler
Skim PKM ini dimaksudkan untuk:
- Meningkatkan kuantitas dosen Universitas Triatma Mulya untuk melaksanakan PkM berdasarkan bidang keahlian yang dimiliki.
- Meningkatkan kualitas PkM dosen Universitas Triatma Mulya dengan mendasarkan diri pada hasil penelitian dan atau permasalahan riil yang dihadapi oleh masyarakat
- Memupuk kesadaran para dosen Universitas Triatma Mulya untuk bersedia dan melaksanakan bimbingan mahasiswa dalam kegiatan PkM.
2. PkM Unggulan
Tema PkM Unggulan dapat memilih salah satu dari tiga kategori, yaitu PPM: (a) berbasis penelitian, (b) penciptaan teknologi tepat guna (TTG), dan (c) penciptaan dan penerapan media atau model pembelajaran inovatif.
Ketiga kategori PkM Unggulan tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. PkM Mono Tahun
Program PkM Mono Tahun yaitu PkM yaitu PkM yang bersifat problem solving, comprehenship, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan dengan sasaran yang tidak tunggal. Khalayak sasaran program IbM adalah: (1) masyarakat yang produkstif secara ekonomi, (2) masyarakat yang belum produktif secara ekonomi, dan (3) masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi. Jenis permasalahan yang wajib ditangani dalam program IbM, khususnya masyarakat produktif secara ekonomi atau wirausaha baru meliputi aspek produksi dan manajemen. Untuk kegiatan yang tidak bermuara pada aspek ekonomi wajib mengungkapkan secara rinci permasalahan dalam aspek utama yang diprioritaskan untuk diselesaikan.
b. PkM Multi Tahun
PkM Multi tahun terbagi menjadi beberapa skim lagi yaitu sebagai berikut.
1) Program Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK)
Program Ibk mempunyai misi menghasilkan wirausaha-wirausaha baru dari kampus, melalui program terintegrasi dengan kreasi metode yang diserahkan sepenuhnya kepada penyelenggara IbK. Setiap kampus hanya berhak mengelola satu program IbK yang dikelola dengan melibatkan sejumlah dosen yang berpengalaman dalam berwirausaha dari berbagai disiplin ilmu. Misi program IbK adalah memandu perguruan tinggi menyelenggarakan unit layanan kewirausahaan yang profesional, mandiri, dan berkelanjutan, berwawasan knowledge based economy. Ibk harus mandiri dan operasionalnya berkelanjutan, sehingga IbK diberi peluang untuk mampu menjadi unit profit dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan fasilitas yang dimiliki.
2) Program Ipteks bagi Produk Eksport (IbPE)
Program IbPE merupakan salah satu kegiatan PPM dalam bentuk penerapan hasil penelitian (riset) perguruan tinggi yang berlangsung selama tiga tahun (multi years). Persoalan yang ditangani meliputi seluruh aspek bisnis usaha kecil atau usaha menengah sejak dari bahan baku, persoalan produksi, manajemen perusahaan, sampai dengan pemasaran produk. Unit usaha mitra harus mampu menhasilkan produk ekspor atau komoditas ekspor, yang berpeluang ekspor atau secara tidak langsung dibawa keluar negeri. Maksud dari produk di sini adalah produk-produk yang diperjual belikan di wilayah-wilayah kunjugan wisatawan manca negara yang diproduksi oleh kelompok usaha kecil dan usaha menengah.
3) Program Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK)
Program IbIKK adalah kegiatan PkM yang berkaitan dengan upaya pengembangan budaya knowledge based economy yang memberikan akses perguruan tinggi dalam wujud konwledge and technopark yang memanfaatkan pengetahuan, pendidikan maupun hasil penelitian dosen.
Dengan adanya program IbIKK ini, perguruan tinggi berpeluang memperoleh pendapatan dan membatu menciptakan wirausaha baru. Dengan demikian, hasil penelitian perguruan tinggi yang merupakan inovasi baru dan mempunyai nilai ekonomis, serta mendapatkan perlindungan Hak Kekayaaan Intelktual (HKI) seperti hak cipta, paten, merupakan, aset yang sangat berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan IbIKK.
4) Program Ipteks bagi Wilayah (IbW)
Program IbW dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan yang eksis di masyarakat, antara lain yaitu: (1) ketidakmapanan sebagian besar masyarakat terhadap pembangunan kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat dalam era global, (2) ipteks perguruan tinggi belum secara sengaja ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat, (3) potensi masyarakat maupun sumberdaya alam lingkungannya belum termanfaatkan dengan baik dan arif, dan (4) penatakeloaan fisik kewilayahan yang belum proporsional dan profesional. Misi program IbW adalah untuk meningkatkan kemandirian, kenyamanan kehidupan, sekaligus kesejahteraan mansyarakat melalui keterlibatan aktif publik (inisiatif dan partisipatif), Pemkot/Pemkab berbasis Rencana Pembangunan Jangka Menangah Daerah (RPJMD), non RPJMD, dan perguruan tinggi (kepakaran). Usulan program IbW disusun oleh tiga pihak, yaitu: (1) Perguruan Tinggi pengusul, (2) Perguruan Tinggi Mitra, dan (3) Pemkot/Pemkab.
5) Program Ipteks bagi Wilayah antara PT-CSR dan PT-Pemda-CSR
Program IbW yang dilaksanakan bersama Pemda dan telah direspons oleh Pemda dan Perguruan Tinggi dengan baik, sehingga dinilai tepat menjadi partner aplikasi misi corporate social responsibility (CSR) bagi masyarakat. Peluang untuk mensejahterakan masyarakat yang terbuka bagi perguruan tinggi tidak selamanya dapat langsung direalisasikan. Kendala utama yang dihadapi oleh perguruan tinggi adalah ketersediaan APBD Pemda. Oleh karenanya ada beberapa PT yang berpengalaman melaksanakan program sejenis IbW yang didukung oleh CSR. Dengan demikian terbuka kemungkinan pengembangan program IbW kedalam tiga bentuk, yaitu: (1) IbW-Pemda, (2) IbW-CSR, dan (3) IbW-Pemda-CSR. Bentuk IbW-Pemda pada dasarnya identik dengan program IbW yang selama ini dilaksanakan, sedangkan dua bentuk IbW yang lain juga sama seperti program IbW yang dikenal selama ini baik dalam misi, tujuan, maupun teknis pelaksanaannya. Perbedaannya di antara ketiganya terletak pada sumber dana pendukungnya. Dana program IbW-CSR bersumber dari Ditlitabmas dan satu atau lebih dari CSR sedangkan program IbW-Pemda-CSR pendanaannya dari Ditlitabmas, APBD Pemda, dan satu atau lebih dari CSR.
3. PKM Management Training
Kegiatan revitalisasi Management Training menjadi Program Pemberdayaan Masyarakat di Perguruan Tinggi bertujuan untuk: (a) mempertahankan mata kuliah Management Training menjadi mata kuliah wajib pada Perguruan Tinggi di Indonesia; (b) mengubah pelaksanaan program Management Training dari paradigma pembangunan (development) menjadi paradigma pemberdayaan (empowerment); (c) menerapkan Management Training di Perguruan Tinggi diharapkan dapat menjadi tools solusi penanganan masalah pembangunan di Indonesia; (d) mengembangkan tema-tema Management Training dengan konsep co-creation, co-financing dan co-benefit; dengan pengembangkan tema- tema yang bermitra dengan pemerintah dan dunia usaha