Di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak kebiasaan pola hidup manusia yang mau tidak mau menjadi berubah. Salah satu hal yang mengalami perubahan adalah proses belajar mengajar di sekolah. Banyak keluhan yang diungkapkan orang tua siswa dan pelaku dalam pembelajaran tersebut. Namun, situasi yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka menuntut pemerintah dan para Pendidik lebih berinovasi dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi yang ada.
Situasi yang ada saat ini mampu dimanfaatkan dengan baik oleh para pemerhati Pendidikan di Indonesia untuk membagi ilmu kepada masyarakat melalui webinar. Salah satunya kegiatan dalam memeringati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 75 tahun 2020, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Triatma Mulya bekerja sama dengan Pemerintahan Kabupaten Jembrana khususnya Dinas Pendidikan Kepemudaan Dan Olahraga dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jembrana, menyelenggarakan kegiatan seminar pendidikan online yang mengambil tema “Desain Baru Pembelajaran di Sekolah pada Masa Pandemi Covid 19” pada Jumat (27/11).
Webinar dibuka oleh Rektor Universitas Triatma Mulya, Dr. Drs. I Ketut Putra Suarthana, MM yang mengucapkan selamat hari Guru Nasional kepada para guru yang ada di Indonesia. Selanjutnya webinar dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Nengah Wartini, Kadis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga turut berpartsisipasi menerangkan system pembelajaran di sekolah pada masa pandemi.
“Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi COVID-19 yakni kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pendidikan serta tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi COVID-19” kata Wartini. Ada beberapa solusi yang diberikan oleh pemerintah, khususnya pemerintah kabupaten Jembrana terkait dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yaitu Review Kurikulum, Bimtek Daring, Guru Kunjung, Klinik Pembelajaran, dan Penghargaan berupa uang pembinaan pemenang lomba.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak kendala yang dialami oleh orang tua, siswa maupun guru itu sendiri yang berdampak terhadap kondisi prikologis siswa sampai dengan ancaman putus sekolah. Oleh sebab itu, dilakukan evaluasi untuk meminimalisir dampak buruk PJJ ini terhadap Pendidikan dengan menyesuaikan kebijakan pemerintah daerah dalam pemberian ijin pembelajaran tatap muka yang berlaku dari januari 2021.
Pembelajaran tatap muka ini diberlakukan jika pihak sekolah mendapatkan ijin dari orang tua siswa dan sekolah yang mematuhi daftar periksa satuan Pendidikan serta tetap memerhatikan protokol Kesehatan pada masa kebiasaan baru.
Dr. I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd kaprodi jurusan PGSD Undiksha turut serta sebagai narasumber dalam webinar ini. Ia mengatakan bahwa yang perlu dilakukan di masa kebiasaan baru ini adalah adaptasi. Pada saat seperti ini yang harus diutamakan bukan lah LMS (Learning Management System) tetapi mengenai analisis. Bagian ini penting dilakukan tetapi masih belum banyak yang melakukan. Misalnya, menganalisis siswa yang diajar, kelas berapa? Sudah bisa apa? Dari hasil Analisa itu, akan memeroleh kebijakan jika kelas 1, maka intruksi guru bukan ke siswa tetapi ke orang tua.
Terpenting kedua adalah tentang desain (pola), guru harus memikirkan hal yang paling sederhana, kompleks hingga paling teknis dan detail. Desain ini memiliki pola yang sama misalnya Senin, siswa belajar Matematika maka Senin berikutnya juga belajar matematika. Hal ini mirip dengan jadwal pelajaran, untuk memudahkan siswa mengetahui pembelajaran apa yang akan diberikan oleh guru. Marguna juga menyarankan agar guru-guru melakukan system PeDaTi yang merupakan kepanjangan dari Pelajari, Dalami, Terapkan, dan Evaluasi. Webinar ditutup dengan kesimpulan bahwa bapak dan ibu guru yang paling tahu situasi di sekolah sehingga dapat melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Buat design pembelajaran dengan cermat berdasarkan hasil analisis kemudian catat kendala sebagai bahan pertimbangan perbaikan selanjutnya. “Perbanyak kegiatan life skill/project siswa dengan mengurangi materi dan selalu berikan umpan balik” tutup Marguna.